Open My Head

Rabu, 31 Agustus 2011

Selamat Idul Fitri 1432 H

Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin. Ungkapan ini popular kembali setelah sebulan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa berdasarkan ketentuan-ketentuan berlaku. Hampir disetiap tempat terpampang tulisan tersebut. Bahkan pesan singkat SMS puluhan berdatangan menambah jumlah kotak masuk di HP. 
Hari kemenangan ini memang memoles suka cita bagi umat Islam di seluruh dunia. Kumandang takbir pun sahut menyahut mengagungkan Asma Allah. Suasana ini sangat tepat berbagi pada sesama maupun saling bermaaf-maafan. 
Sayang sekali suasana bahagia ini berlalu ketika hari berganti dan meninggalkan bulan kemenangan. Kita kembali lagi kepada amarah, tidak saling menyapa, cela-mencela dan sebagainya. Hal ini hendaknya kita sikapi dengan kedewasaan. Bermaaf-maafan bukanlah hanya disaat merayakan kemenangan 1 Syawal. Namun teruslah berlanjut kasih sayang kepada semua orang. Silatrurahim dan mengisi waktu senggang dengan membangun cara berpikir positif.

Minggu, 07 Agustus 2011

Tertarik Tema Golden Ways Mario Teguh "Ikan Yang Tenggelam"

"Ikan yang Tenggelam" sama halnya dengan ikan malas berenang yang lebih suka mengikut arus. Sementara ikan yang tegar berenang terus menentang arus, itulah ikan yang sehat. Kira-kira begitulah sang motivator ini memberi statment pada pemirsa. 
Senada dengan ungkapan permulaan, orang berpendapat, mencari yang haram aja susah apalagi mencari yang halal. Itu paradigma orang kebanyakan. Di balik oleh Mario, Kalau tidak jujur saja bisa kaya apalagi jujur. Dan Kalau orang yang tidak baik saja bisa berkuasa, apalagi orang yang baik, tentu lebih berkuasa.
Sungguh motivasi yang tepat untuk nahkoda yang goyah diterjang badai. Disaat orang berhaluan materi-pangkat, jabatan,kekuasaan,uang,polularitas dan ketenaran-motivator ini seolah menjernihkan air yang keruh. 
Seorang nona berjilbab bertanya, Bagaimana jika suara kita tidak didengar di tengah ricuhnya forum? Ia mengatakan, anak muda yang berpendapat benar namun tidak didengar, beruntung sekali sebab bisa menyimpan energi. Anda hanya perlu satu kali berkata benar ketika orang salah. Seperti berujar; "Sebentar.. saya kira bla bla bla..." maka orang akan mendengar anda.
Selain itu, pemuda cerdas bertanya, Berapa kali kita mesti gagal untuk kemudian berhasil? Mario menjawab gagal sama dengan minus 1 (-1), jika gagal itu 47 kali, maka 48 adalah (+1) plus satu yang menabalkannya menjadi sukses. Artinya, sukses hanya perlu satu kali, tidak peduli berapa kali anda terjatuh, orang akan memandang kebangkitan anda. Dikatakannya, orang yang hebat itu adalah orang yang ketika jatuh, mampu bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi dengan semangat luar biasa.

Hidup Itu Abadi, Yang Mati Hanyalah Jasmani

Tayangan Live Show-nya Mario Teguh dalam suatu episode pernah mengungkapkan seperti ini; HIDUP ITU ABADI, KARENA YANG MATI ADALAH JASMANI SAJA, JIWA ATAU ROHANI KITA TETAP HIDUP SELAMANYA. MAKA BUNUH DIRI ITU DILARANG. SEBAB YANG MATI HANYALAH TUBUH SAJA, SEMENTARA ROHANI TERUS HIDUP DAN MERASAKAN BEBAN YANG DIBAWA SELAMANYA.
Begitulah kira-kira ungkapan 'super sekali'-nya Mario Teguh yang temanya "IKAN YANG TENGGELAM." Larangan bunuh diri memang umum sekali kita temui, namun kelugasan Mario Teguh menyatakannya membuat kita AWAS untuk melakukan tindakan-tindakan semberono yang membuahkan ketersia-siaan. Sungguh hidup setelah mati yang perlu kita takuti jika amal perbuatan kita belumlah cukup bekal kelak, daripada perpisahan dengan jasmani yang memang sementara itu. 
Bagaimana tidak, beban perasaan yang kita bawa ketika mengakhiri hidup, itulah yang akan terus dipikul sampai kapanpun. Selintas terbayang pula karilatur yang mengilustrasikan seseorang mendaki tebing curam sambil menggendong batu-batu padas yang besar menaiki terjalnya tebing itu. Wajahnya bercucuran peluh, memerah mengeluarkan urat-urat yang mengerikan. Saking tak kuatnya menahan beban yang begitu berat sebagai ilustrasi bebannya ketika masa hidupnya. 
Patut pula kita pertanyakan perilaku sebagian orang yang memilih memperkaya diri dengan jalan-jalan tak lazim seperti, korupsi, berjudi, persugihan, pelaris dan usaha curang memperkaya diri lainnya. Bila kekayaan yang berlimpah dicari hanya untuk di dunia ini, maka apakah ia tidak memikirkan hidup tubuh ini sementara? Apakah tidak memikirkan beban hidup yang akan dibalas Allah dikehidupan akhirat?
Bila sudah kaya apa yang mau diraih? Orang yang tidak percaya Tuhan, ia akan menemui kehampaan dalam hidupnya. Seperti Milyuner Barat dan sebagainya. Kendati sebagian orang menyumbangkannya kepada lembaga-lembaga yang membutuhkan. 
Hidup ini sementara, benar, namun Jasmani yang hidup sementara. Jiwa kita akan terus hidup selama yang Allah kehendaki. Oleh sebab itu, hidup bermanfaat bagi orang lain adalah pilihan tepat pribadi yang ingin melepaskan beban dunia dan hidup abadi.

Bulan Suci Nan Penuh Berkah

Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, rahmat, karunia dan ampunan. Bulan ini bak penghulu bulan-bulan lainnya. Hari-harinya terbaik daripada hari lainnya. Setiap nafas tercatat ibadah, tidur pun terhitung ibadah. Apalagi memang ibadah-ibadah yang disunah-kan itu dikerjakan, berlimpahlah fadilah kebaikannya. 
Allah menyambut tamu kepada orang-orang yang mengerjakan amalan soleh dibulan Ramadhan ini. Belum lagi beberapa peristiwa penting jatuh pada bulan suci Ramadhan seperti; Nuzulul Qur'an dan malam Lailatul Qadar (Malam seribu bulan). Hanya salik-Nya yang mengerjakan amal kebajikan yang layak mendapat kemuliaan ini.
Allah SWT meninggikan bulan ini dari bulan-bulan lainnya. Umat yang memelihara amalan-amalan yang diperintahkan Allah mendapat sambutan pula sebagai tamu Allah pada bulan suci ini. Kehadirannya selalu dinantikan. Oleh sebab itu, dalam bulan suci ini mari kita ciptakan suasana beribadah yang nyaman bagi diri dan orang lain.Dalam sebuah firman Allah mengatakan, siapa yang menyambut gembira datangnya Ramadhan, maka Allah mengharapkan api neraka baginya.
Memeriahkan bulan suci bukan berarti menyalakan petasan, meriam bambu, maupun berjalan-jalan mengarak-arak umbul-umbul keliling kampung. Hal ini hanyalah tradisi yang biasa dilakukan masyarakat suatu daerah tertentu. 
Memeriahkan tentunya dengan aplikasi yang lebih riil, lebih bermanfaat dan yang terutama sesuai dengan akidah akhlak yang diteladankan oleh Rasulullah sendiri. Misalnya pelaksanaan shalat Tarawih dan Tadarus yang justru meramaikan aktifitas di Masjid atau Surau. 
Meramaikan forum-forum tausyiah dan diskusi Islam. Hal ini lebih bermanfaat daripada hanya sekedar peringatan seremonial yang kental dengan perangkat budaya daerah tertentu. Seperti suatu hadis yang menyebutkan. Kira-kira begini, berbuat kebajikan itu bukan menghadapkan wajah ke timur ke barat. Bukan pula pergi ke tempat yang tinggi nan sunyi. Tetapi, berbuat kebajikan itu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 
Saatnya kita perbaiki cara pandang kebajikan dan memulai awal sekali. Perbaiki niat, perbaiki diri dan mulai perubahan. Bulan suci nan penuh berkah menanti kita keluar sebagai pemenang.